Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Cinta Pada Pandangan Pertama | Menjadi Gay

Mencintai sesama makhluk tuhan adalah hal yang terindah, aku berfikir sungguh bahagianya mereka yang menemukan cinta sejatinya hingga jenjang pernikahan. Namun bagaimana ceritanya jika seorang pria mencintai seorang pria juga? Di negara indonesia tercinta ini, sungguh menjadi hal yang diskriminatif dan selalu saja di sangkut pautkan dengan agama.

Aku tidak menampik sama sekali hal ini, karena memang seorang muslim juga. Tapi apakah ini adil jika mereka dengan kategori heteroseksual bisa sesuka hati bercinta, tapi aku yang berbeda ini tidak sama sekali merasakan cinta?

Ahh sudahlah, jika berbincang hal demikian, rasanya tidak akan ada habisnya. Disini aku ingin bercerita seputar kehidupan ku yang menjadi gay dan mulai merasakan cinta pertama.

CINTA PANDANGAN PERTAMA
Cinta pada pandangan pertama aku rasakan sejak menginjak kelas empat sekolah dasar, aku mulai menyukai seseorang namun bukan lawan jenis, tapi teman laki laki ku sendiri. Penampilan secara fisik dan wajah dia anehnya menjadi seleraku, tapi pada waktu itu hanya sekedar kagum mungkin, karena tidak sama sekali berpikir bahkan tahu apa itu berhubungan seksual secara fisik.

Aku merasa ada yang salah dalam diri ini, mungkin apalah karena masih kecil, belum bisa membedakan mana yang benar dan salah. Tapi faktanya, aku merasakan perasaan ini hingga masuk ke dunia pekerjaan.

Setiap kali masuk ke lingkungan baru, ada saja cinta pada pandangan pertama yang aku rasakan. Memang tidak munafik, aku selalu suka dengan pria yang berwajah tampan terutama berhidung mancung, tidak terlalu mementingkan warna kulit, jika dia (pria) bertubuh semampai dengan hidung mancung dan wajah yang manis, rasanya hati ini menggebu.

HANYA SEKEDAR CINTA
Mencintai tapi tak di cinta itu rasanya sakit, seperti lagu Ungu Band dengan judul “Cinta dalam hati”, itulah yang menggambarkanku saat menyukai seorang pria.

Seorang Gay tidak akan menampik jika mereka menyukai pria manly (tulen), tapi justru mereka yang manly mayoritas heteroseksual, walaupun kadang ada saja yang memiliki jiwa seorang gay. Namun bagaimana jika mereka ternyata seorang hetero, sementara ada seorang gay yang mencurahkan isi hatinya? Aku bahkan tidak bisa membayangkannya, oleh sebabnya selalu kupendam perasaan ini.


Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement